Ahmad Nuryana :Harga Beras di Pasar Cimahi Stabil
CIMAHI- SUARAPAKTA.COM || Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Cimahi, sekaligus PJ Seketaris Dewan kota Cimahi,Ahmad Nuryana menerangkan, bahwa di Kota Cimahi baik setiap Minggu atau setiap Bulan selalu ada pemantauan dari pusat,hal tersebut di katakan saat selesai apel pagi bersama PJ Wali kota Cimahi,H Dikdik S Nugrahawan.
“Kita setiap hari berdasarkan instruksi perintah dari Kemendagri, kita setiap hari menginput data harga bahan-bahan pokok di tiga pasar milik pemerintah,” papar Ahmad.
Jadi lanjut Ahmad, dari pihak Kemendagri mengukur Indeks Perkembangan Harga.
Menurut Ahmad, memang di bulan Mei ada kenaikan harga cabai dan bawang, dan kita, di kota Cimahi di pringkat enam terbawah se Indonesia,”ucapnya.
Masih kata Ahmad, setelah di lakukan koreksi dan diinput, tidak tahu data dari mana lalu terkoreksi,kita lompat jauh diperingkat ke 264, sebenarnya kita sudah aman bahkan sampai sekarang IPH kita relatif stabil,” jelasnya.
Jadi kata Ahmad tugas dari TPID itu adalah untuk memantau perkembangan harga, kemudian melakukan langkah-langkah antisipatif untuk memberikan masukan kepada pimpinan.
“Kemarin juga pada saat harga beras naik di bulan September, kita memberikan masukan kepada pimpinan agar segera untuk melakukan Operasi Pasar.Bahkan Operasi Pasar di Cimahi sudah dilakukan beberapa kali bersama Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperind)," jelasnya.
“Kemudian kita menyalurkan Rastrada dari cadangan pangan dari daerah, kita bantu 52 ton beras yang disimpan di gudang Bulog dan diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu,” ujar Ahmad.
"Sedangkan masalah Operasi Pasar Pemerintah Kota Cimahi bekerjasama dengan Bulog, dengan menyediakan harga beras murah.
“Itu dilakukan untuk menjaga harga pasar, sebenarnya harga beras dipasar Cimahi itu cukup stabil, kemarin harga beras yang medium harganya Rp 13.017/kg, bahkan kita sudah pantau di Padalarang KBB ada yang harganya Rp 13.500/kg,” beber Ahmad.
Diakui pula oleh Ahmad, karena di Cimahi tidak punya Pasar Induk, maka para pedagang di Cimahi membelinya dari pusat-pusat pedagang di Bandung.
“Ada terjadi mekanisme pasar sehingga pedagang-pedagang di Cimahi adalah konsumen dan bukan produsen, jadi beli ke Bandung, itupun bisa jadi ada sedikit selisih harga karena di Pasar Caringin ke Cimahi ada biaya transportasi, jadi menurut kami itu masih dalam batas-batas yang normal,” ungkapnya.
Bahkan Ahmad juga menerangkan, bahwa pihaknya setiap hari melakukan pemantauan.
“Bila ada terjadi harga yang melejit, kitapun melakukan penekanan harga agar bisa menjadi stabil,” tandas Ahmad.( Rustandi)
Posting Komentar