Sosialisasi B2SA di SMP Negeri 8 Kota Cimahi: Menumbuhkan Kebiasaan Hidup Sehat Sejak Dini
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Cimahi, Dadan Saepulloh, menjelaskan pentingnya sosialisasi ini sebagai langkah awal dalam menumbuhkan kebiasaan konsumsi makanan bergizi pada anak-anak. “Harapan kami, dari acara sosialisasi menu sehat B2SA ini dapat menumbuhkan pembiasaan anak-anak. Tetapi tetap, tidak akan serta merta tumbuh kalau tidak membiasakan di rumah masing-masing,” jelasnya.
Ia berharap para siswa yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menularkan kebiasaan sehat tersebut ke dalam lingkungan keluarga. Dadan menekankan pentingnya partisipasi orang tua dalam mendukung pola makan anak-anak yang beragam dan seimbang. Menurutnya, kebiasaan ini tidak dapat dicapai dengan instan, tetapi membutuhkan waktu dan konsistensi.
“Yang susah itu istiqomahnya, perlu effort dan waktu yang lumayan. Prosesnya dari sekarang, seperti prinsip dimulai dari hal kecil dan dimulai dari sekarang,” sambungnya.
Antusiasme Siswa Tinggi, Bertani Jadi Bagian Edukasi
Selain sosialisasi mengenai konsumsi pangan sehat, kegiatan ini juga mencakup program sekolah berkebun yang menjadi bagian dari edukasi pertanian dan peternakan. Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari, menuturkan bahwa pihaknya memberikan bibit tanaman kepada sekolah untuk mendukung program tersebut. “Hari ini kami mengajarkan sekolah berkebun dan edukasi peternakan kepada seluruh siswa,” ungkapnya.
Menurut Mita, program ini juga sebagai bentuk keprihatinan atas semakin berkurangnya regenerasi petani. Ia berharap melalui kegiatan ini, para siswa dapat lebih mengenal dunia pertanian sejak dini, sehingga minat terhadap profesi petani dapat kembali tumbuh. “Saat anak-anak ditanya, tak ada satu pun yang mau menjadi petani. Mungkin karena kurangnya edukasi terhadap anak sekolah apa sih pertanian,” jelas Mita.
Dispangtan berkomitmen memperkenalkan dunia pertanian ke sekolah-sekolah di Kota Cimahi melalui program ini, dengan harapan kebiasaan bertani yang dimulai dari sekolah bisa menjadi aktivitas keluarga di rumah. “Dengan berkebun, diharapkan mereka akan lebih menyukai buah dan sayur dari hasil kegiatan bertaninya sendiri,” harapnya.
Mita menambahkan, meski ada kendala lahan yang terbatas, hal itu bukanlah hambatan. Sekolah masih bisa menggunakan metode pertanian alternatif seperti menggunakan polibag, vertikultur, atau hidroponik. “Bertani itu tak harus selalu kotor dengan adanya sentuhan teknologi,” tambahnya.
Kepala SMP Negeri 8 Kota Cimahi, Endang Widyastuti, menyambut baik kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa di sekolahnya, minat siswa terhadap konsumsi buah dan sayur memang rendah. Oleh karena itu, program ini sangat relevan dalam mendukung upaya peningkatan pola hidup sehat di kalangan siswa. “Soal B2SA itu kami sudah mencoba menerapkan dalam ekstrakurikuler PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) dengan membekali anak-anak dengan materi tentang gizi,” jelasnya.
Endang juga antusias untuk segera mengoptimalkan green house yang ada di sekolahnya dan memanfaatkan beberapa lahan untuk kegiatan bertani. “Dari kegiatan sosialisasi Dispangtan hari ini, saya berharap anak-anak teredukasi dan paham pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi dan aman,” tutupnya.
Dengan adanya kolaborasi antara dinas dan sekolah, diharapkan kebiasaan hidup sehat melalui konsumsi pangan B2SA dan kegiatan berkebun dapat terus berkembang dan membentuk generasi yang kuat menuju Indonesia Emas 2045. (Rustandi)
Posting Komentar