Tangis Fawwaz dan Doa Ayahnya: Sunatan yang Penuh Syukur
Majalengka, Suara Pakta.Com- Di sebuah kamar sederhana berdinding biru dengan kasur lipat dan bantal warna-warni, tangis anak kecil pecah di tengah lantunan doa dan bacaan dzikir.
Anak itu bernama Fawwaz bocah yang hari itu menjalani prosesi sunat yang bagi sebagian besar keluarga di Indonesia bukan sekadar tindakan medis, tapi juga momentum spiritual dan sosial.
Dikelilingi oleh sanak saudara dan tetangga, Fawwaz tampak terbaring dengan tubuh dibalut kain sarung. Seorang ayah memeganginya dengan lembut, sementara seorang pria baju putih tampak membacakan doa sambil menenangkan bocah itu.
Suasana khidmat tergambar jelas dari wajah-wajah yang duduk bersila di lantai, tak terkecuali dari mulut yang lirih berdoa hingga tangan yang bersedekap khusyuk.
Alhaddi kakek Fawwaz tak bisa menyembunyikan perasaannya.
"Saya sangat bersyukur dan gembira, akhirnya Fawwaz bisa disunat. Ini bagian dari ikhtiar kami sebagai orang Kakek agar dia menjadi anak yang saleh,” ujarnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.
Bagi Alhadi, sunatan bukan hanya soal kewajiban agama atau budaya. Ia menganggap momen ini sebagai penanda pertumbuhan dan titik tolak tanggung jawab baru dalam hidup anaknya.
Dalam wawancaranya, ia menuturkan bahwa keluarga telah lama menantikan hari ini. "Kami doakan agar Fawwaz tumbuh jadi anak yang kuat, pintar, dan selalu dalam lindungan Allah," katanya.
Acara sunatan Fawwaz dilakukan secara sederhana, namun sarat makna. Tak ada tenda besar atau iring-iringan tanjidor.
"Yang ada hanya kehangatan keluarga, ketulusan doa, dan wajah-wajah berseri yang percaya bahwa setiap upacara kecil pun bisa menjadi bagian dari perjalanan besar dalam hidup manusia. (Rustandi)
Posting Komentar