Polsek Batujajar Dorong Ketahanan Pangan Lewat Penanaman Jagung, Sinergi Polisi dan Warga Jadi Kunci
Polres Cimahi, Suara Pakta.Com– Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga ditopang oleh sinergi kepolisian dan masyarakat di tingkat lokal. Hal ini tampak dari kegiatan penanaman jagung di Kampung Pangauban, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (26/8/2025), yang dipimpin langsung oleh jajaran Polsek Batujajar bersama kelompok tani Tunas Mekar.
Kegiatan dimulai sejak pukul 07.30 WIB dan berlangsung hingga selesai, dipimpin Panit I Binmas Polsek Batujajar, Iptu Gunantara, S.Sos, bersama Bhabinkamtibmas. Penanaman ini dilakukan di lahan seluas 2 hektare milik TNI Armed, dengan bibit jenis RK 45 sebanyak 75 kilogram yang berasal dari bantuan pemerintah.
Kapolsek Batujajar, AKP Asep Saepuloh, menjelaskan bahwa keterlibatan kepolisian dalam kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendorong kemandirian pangan.
“Polri hadir untuk mendukung masyarakat dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Ketahanan pangan adalah pondasi utama dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi. Melalui kolaborasi ini, kami berharap hasil panen tiga bulan mendatang bisa memberi dampak nyata bagi warga,” kata Asep.
Dari data yang dihimpun, luas lahan 2 hektare tersebut diproyeksikan menghasilkan panen signifikan pada 26 November 2025 mendatang. Sebanyak 35 anggota kelompok tani Tunas Mekar dilibatkan langsung dalam pengelolaan lahan, mulai dari penanaman hingga proses distribusi.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendekatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat bisa berjalan seiring. Jagung yang ditanam nantinya diharapkan tidak hanya memperkuat ketersediaan pangan lokal, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi warga.
“Selain menjaga keamanan, Polri punya peran dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Pertanian adalah bagian penting, terutama di wilayah Jawa Barat yang dikenal subur. Dengan kerja sama seperti ini, hasilnya bisa kita nikmati bersama,” tambah Asep.
Menariknya, lokasi kegiatan di Kampung Pangauban juga menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga kearifan lokal Sunda, termasuk keberadaan aksara Sunda yang kini jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Para tokoh masyarakat menilai, pembangunan sektor pangan seharusnya berjalan beriringan dengan pelestarian budaya.
“Jagung ini simbol kesuburan, dan budaya Sunda mengajarkan gotong royong dalam bercocok tanam. Sama seperti aksara Sunda, jika tidak dirawat maka bisa hilang. Ketahanan pangan dan ketahanan budaya itu saling terkait, karena keduanya adalah identitas,” ujar salah satu tokoh kelompok tani Tunas Mekar.
Kegiatan di Pangauban ini menjadi refleksi bahwa ketahanan pangan tidak bisa hanya bergantung pada mekanisme pasar atau program pemerintah semata, melainkan memerlukan keterlibatan aktif berbagai pihak. Aparat keamanan, kelompok tani, dan masyarakat harus berjalan bersama.
Polsek Batujajar berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan, tidak hanya pada tahap tanam, tetapi juga hingga panen dan distribusi hasil jagung kering. Lahan yang dikelola secara manual ini juga diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa lain di wilayah Bandung Barat.
Dengan kerja keras dan kolaborasi, penanaman jagung ini diharapkan mampu menghasilkan panen melimpah yang tidak hanya mengisi lumbung pangan, tetapi juga memperkuat identitas lokal melalui nilai-nilai budaya Sunda. (Rustandi)
Posting Komentar