Kesulitan Mendata, Asep Irawan Sering Pindah Tanpa Lapor
Kota Cimahi, Suara Pakta.com- Lurah Cibeber, Bambang Wahyu Purwasto, mengungkapkan bahwa bantuan kepada Asep Irawan, pedagang celana keliling yang viral di media sosial, sempat tertunda karena kesulitan mendata akibat seringnya Asep berpindah-pindah tempat tinggal tanpa melapor.
Awalnya dari biro protokol provinsi akan ada bantuan, dan setelah koordinasi dengan Dinas Sosial ternyata informasinya valid. Lalu ada konfirmasi dari staf kepresidenan kepada kami terkait bantuan pada Pak Asep Irawan," ujar Bambang.
"Bantuan ini muncul setelah Asep viral di media sosial Instagram dan menarik perhatian staf kepresidenan yang berinisiatif memberikan bantuan. Penelusuran pihak kelurahan menunjukkan bahwa sesuai Kartu Keluarga (KK), Asep tidak terdaftar di alamat yang diketahui.
Namun setelah berkoordinasi dengan para ketua RT dan RW, ternyata Pak Asep ada di wilayah RT 06 RW 03. Menurut ketua RW setempat, memang ada di situ, namun belum terdaftar dalam data di RW tersebut," jelas Bambang.
"Bambang menambahkan bahwa ketidakadaan data Asep di RW 03 disebabkan oleh ketidak teratur nya dalam melapor. "Pak Asep tidak pernah melapor pada pihak RW dan RT bahwa ia layak menerima bantuan dari pemerintah setempat ataupun meminta rekomendasi dari pihak RW RT untuk surat seperti SKTM. Intinya, selama berada di wilayah kelurahan Cibeber, Pak Asep belum pernah mengurus surat-surat untuk penerima bantuan sosial dari pemerintah," terangnya.
Ketika diliput oleh media sosial, Asep menyatakan bahwa ia tidak bisa membayar iuran sekolah anaknya. "Alhamdulillah, pada hari ini sudah ada bantuan langsung dari staf kepresidenan yang diwakili oleh Pak Aris dan timnya yang langsung diberikan pada pihak keluarga Pak Asep," kata Bambang.
"Sebelumnya, pihak kelurahan telah membantu dengan mendaftarkan Asep dalam DTKS dan BPJS. "Hasil asesmen dari tim pekerja sosial menunjukkan bahwa Pak Asep layak menerima bantuan. Kami juga telah mengkonfirmasi ke pihak sekolah di SMP/SMA Warga Bakti, dan benar bahwa anak Pak Asep yang bernama Aji bersekolah di situ," tambahnya.
SMP/SMA Warga Bakti merupakan salah satu sekolah swasta yang ada di kelurahan Cibeber. Walaupun swasta, sekolah tersebut termasuk yang paling murah di antara sekolah swasta lainnya karena banyak menampung siswa kurang mampu, jadi biayanya sangat murah," jelas Bambang.
"Asep telah diberikan keringanan biaya sekolah, dan mengenai ijazah, pihak sekolah tidak menahannya namun masih dalam proses penyelesaian. "Kami berharap dengan bantuan ini, kondisi Pak Asep dan keluarganya bisa lebih baik dan stabil," tutup Bambang.
Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Cibeber, Mulik Widati, juga menyampaikan pengalamannya dalam mendata Asep Irawan. "Tahun 2020, saya sudah mendata Pak Asep. Pada tahun 2021, saya berkunjung ke rumahnya, kemudian dia pindah dengan alasan mau mencari kontrakan. Jadi selama ada di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Cibeber, dia tidak pernah lapor kepada pengurus dari tahun 2020," jelas Mulik.
Mulik menambahkan bahwa saat ada pendataan, data Asep muncul sebagai warga di wilayahnya. "Pas ada pendataan, data tersebut muncul bahwa Asep ini ada di wilayah saya. Kemudian saya cari atas nama Pak Asep ke RW 12 dan RW 04, tapi tidak ketemu karena Pak Asep ini tinggalnya selalu berpindah-pindah," kata Mulik.
Ketua RT tersebut mengungkapkan bahwa selama ini ia mengira Asep telah melapor ke RT dan RW setempat. "Saya pikir selama ini sudah lapor ke RT RW setempatnya, ternyata tidak ada laporan ke pengurus setempat," ujarnya.
Mulik juga mengaku tidak tahu adanya acara bantuan ini, namun ia telah memiliki niatan untuk membantu Asep mendapatkan bantuan dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk keringanan biaya sekolah anaknya. "Saya tidak tahu ternyata ada acara seperti ini, bahkan saya juga sudah ada niatan untuk membantu Pak Asep agar mendapatkan bantuan dan KIP agar sekolahnya ada keringanan," tutup Mulik.( Rustandi)
Posting Komentar