Di Tengah Ancaman Narkoba dan Tantangan Keluarga, Peran Ibu Jadi Garda Depan di Cimahi
Kota Cimahi, Suara Pakta.Com- Di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang keberadaan Warung Bunda yang dianggap rawan menjadi tempat peredaran narkoba dan pengaruh buruk bagi anak-anak, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi, Fitriani Manan, menekankan pentingnya peran ibu sebagai benteng utama dalam keluarga.
“Peran ibu itu luar biasa,” ujar Fitriani saat ditemui usai seminar Hari Kartini. “Fungsi keagamaan, perlindungan, cinta kasih, pendidikan, sampai kesehatan, semuanya ada di ibu.”
Namun, pernyataan itu bukan hanya refleksi ideal. Fitriani menyampaikan bahwa fenomena warung bunda yang kini banyak dikaitkan dengan pergaulan bebas hingga dugaan penyalahgunaan narkoba, harus ditanggapi dengan serius. Karena itu pula, pihaknya menghadirkan Kepala BNN dalam seminar sebagai narasumber agar para ibu paham ancaman nyata yang ada di depan mata.
“Biar ibu-ibu juga melek, apa sih yang harus dilakukan supaya anaknya terbebas dari ancaman narkoba?” katanya. “Ibu itu harus bisa mendeteksi dini, kira-kira anaknya sudah mulai berperilaku aneh atau enggak.”
Menurutnya, zaman sudah berubah. Pendekatan kepada anak juga tidak bisa lagi seperti dulu. “Kalau sekarang anak dimarahi kelewat kasar bisa kabur, tapi kalau terlalu lembut juga bisa tidak digubris. Jadi memang ada teknik-teknik yang harus dipahami ibu dalam mendidik anak,” ucap Fitriani.
Dalam semangat Hari Kartini, Cimahi memang tak menciptakan "Kartini baru" dalam arti tokoh, namun memperkuat peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Salah satu program andalan DP3AP2KB adalah pemberdayaan ekonomi ibu-ibu, terutama perempuan kepala keluarga dan perempuan dari keluarga prasejahtera.
"Kita punya program pelatihan keterampilan, misalnya tata busana, rias pengantin, bikin kue, dan lainnya,” jelas Fitriani. “Itu kita sebut sebagai embrio dulu. Kalau mereka cocok, nanti kita sambungkan ke Dinas Koperasi dan UMKM untuk naik tingkat apakah mau jadi pelaku usaha mandiri atau masuk ke UMKM yang lebih besar.”
Melalui Tim Penggerak PKK, pelatihan dan pendampingan terus digencarkan agar para ibu tidak hanya berfungsi dalam keluarga, tapi juga sebagai penggerak ekonomi rumah tangga.
“Intinya, kita ingin ibu-ibu ini benar-benar berdaya. Karena kalau ibu kuat, keluarga kuat. Dan kalau keluarga kuat, masyarakat juga ikut kuat,” tutupnya.(Rustandi)
Posting Komentar