Kodim 0607/ KS Gelar Sholat Idul Adha 1446/2025
Sukabumi, Suara Pakta.Com- Kodim 0607/Kota Sukabumi menggelar Sholat Idul Adha 1446 H/ 2025 M, bertempat di Lapangan Makodim 0607/KS, Jalan R.A. Kosasih, Ngaweng, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jum'at (06/06/2025)
Sholat Idul Adha di tahun 2025 ini, dengan mengusung tema “Idul Adha Tahun ini Ikhlas Berkurban Berbagi Kebahagiaan dan Memupuk Kepedulian Untuk Merajut Kebahagiaan".
Selaku penanggung jawab kegiatan, Kapten Inf. Ahmad Amin S.Pd.I., (Pasipers Kodim 0607/Kota Sukabumi), diikuti sebanyak 300 orang jamaah.
Dalam kegiatan ini, juga dihadiri oleh Mayor Inf. Hendra Bagus Arioko ( lKasdim 0607/KS), Lettu Inf. Dwi Suharyanto (Danramil Nagrak Kodim 0607/KS), Letda Inf. Soma (Pa Sandhi Kodim 0607/KS), Perwakilan Anggota Kodim 0607/KS, Ustadz. Daman (Ketua DKM Abu Bakar), Panitia Hari Besar Islam DKM Abu Bakar dan warga sekitar Makodim.
Dalam ceramahnya, Ustadz. Serka Tedi Sunardi S.H., menyampaikan, "Hari ini kita kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih sayang Allah Azza Wa Jalla kepada kita semua, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan ampunan-NYA untuk kita semua," tuturnya.
Ia kembali mengatakan, “Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari, perintah demi perintah hampir kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza Wa Jalla yang Maha Pengasih tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita, untuk bertobat dan kembali kepadanya," terangnya.
Hari raya Idul Adha, kata Tedi, adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh Allah Azza Wa Jalla untuk peradaban manusia, itulah kisah keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam.
"Melalui kisah keluarga Nabi Ibrahim itu, Allah Ta'ala ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah peradaban yang besar,“ paparnya.
Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera, lanjut Tedi, jika masyarakat itu gagal dalam membangun keluarga kecil yang ada di dalamnya.
“Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara tentang salah satu unsur terpenting keluarga yang bernama anak dalam kisah keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam anak itu diperankan oleh sosok Ismail Alaihissalam," sambungnya.
Inilah sosok anak teladan sepanjang zaman, yang kemudian diangkat menjadi seorang Nabi oleh Allah S.W.T. Bahkan, yang luar biasanya adalah melalui keturunan Ismail inilah kemudian lahir sosok Nabi dan Rasul paling mulia sepanjang sejarah manusia bahkan alam semesta, yaitu Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Saya kira, hampir semua dari kita mengikuti bagaimana anak-anak remaja kita yang bergabung dalam geng motor, mulai berani melakukan tindakan-tindakan anarkis yang tidak pernah diduga sebelumnya. Harus kita akui dengan jujur, bahwa salah satu penyebab utama terjadinya ini semua adalah orang tua itu sendiri, tidak sedikit orang tua yang terjebak dalam dua sikap ekstrem yang paling bertolak belakang, sikap yang memanjakan terlalu berlebihan dan sikap pengabaian yang melantarkan anak-anak," bebernya.
Di hari yang penuh berkah ini, Khotib mengajak, “Marilah kita berhenti sejenak, membuka hati untuk sejenak, belajar dari Ayahanda para Nabi dan Rasul, Nabi Allah Ibrahim Alaihissalam, belajar tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang anak bagi orang tuanya di dunia dan di akhirat,“ ajaknya.
Pelajaran pertama dari kisah Ibrahim, sambung Khotib, adalah bahwa untuk mendapatkan anak yang sholeh maka orang tua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang sholeh.
Profesor doktor Abdul Karim Bakar seorang pakar pembinaan anak dan keluarga menegaskan, Tarbiyah dan pembinaan keluarga yang kita capai itu adalah gambaran tentang bagaimana pembinaan pribadi kita sendiri.
Pelajaran kedua, dari Nabi Ibrahim Alaihissalam, jika ingin memiliki anak yang sholeh maka bersungguh- sungguhlah meminta dan mencita-citakannya dari Allah Azza Wa Jalla.
"Konsisten mencari rezeki yang halal dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap perilakunya. Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya," pungkas Khotib mengakhiri ceramahnya.(**)
Posting Komentar